[Review Bahasa Indonesia] The women in black by madeleine S.T John
Foto by Google.com edited in canva.com Judul : The women in black Penulis : Madeleine St John Penerbit : Scribner Terbit : 11 Februari 2020(reprint edition) Tebal : 224 Halaman Bahasa. : Inggris |
No one understands men. We don’t understand them, and they don’t understand themselves either.
Jika yang sering kali menjadi headline adalah wanita, maka salah satu tingkah yang cukup membuat kita geleng-geleng kepala dalam novel ini adalah tingkah dari seorang pria yang tak lain adalah frank William, suami dari patty William. Mereka sudah cukup lama berumah tangga namun belum di karuniai seorang anak. Ditambah lagi patty adalah anak kedua dari keluarga crown yang belum memiliki keturunan. Joy adik perempuannya sudah memiliki dua anak sedangkan dawn kakaknya sudah memiliki tiga orang anak. Terlebih lagi sikap dari sang suami yakni frank yang sering menghilang entah kemana membuat patty seolah-olah menjadi bulan-bulannan keluarga saat mereka berkumpul.
Jika reader membayangkan judul women in black merepresentasikan action story selayaknya film man in black, kalian sudah salah besar. karena cerita yang membungkus novel ini tidak lain adalah mellow drama yang jauh dari citra misterius dan syarat akan bahaya selayaknya yang biasa kita saksikan dalam film man in black. Bisa dibilang ini adalah novel dengan pemain utama terbanyak yang pernah mimin baca.
Bagaimana tidak, bukan hanya kegundahan patty William untuk menghadapi suami dan keluarganya saja yang di highlight. Melainkan juga fay baines wanita 29 tahun yang kesepian juga menambah deretan pemain utama di dalamnya. Fay sebenarnya memiliki adik laki-laki namun karena satu dan lain hal ia sudah tidak diperbolehkan lagi mengunjunginya. menjadi penjelajah club di setiap weekend untuk mendapatkan kehangatan dari seorang pria menjadi rutinitasnya, meskipun hanya bertahan semalam atau paling lama satu minggu.
Tidak berhenti disitu, cerita dari Lesley seorang siswi jenius yang tidak pernah dianggap ada oleh ayah kandungnya sendiri juga di highlight dalam novel ini, dengan alasan bukan anak laki-laki yang ayahnya idam-idamkan membuat keberadaan Lesley seakan tidak ada Bahkan nama Lesley sendiri di Australia sana biasa digunakan untuk anak laki-laki. Oleh sebab itu setelah Lesley bekerja di Goode’s ia mengubah namanya sendiri menjadi lisa.
Dari ketiga pemain utama yang mimin sebutkan nih, masih tersisa satu pemain lagi yang terbilang punya nasib paling beruntung diantara yang lain. Yakni Magya seorang executive manager yang punya rumah mentereng dan suami idaman. Meskipun belum memiliki momongan, namun dikisahkan bahwa mereka memang belum memikirkan soal anak, suaminya Stefan adalah pebisnis asal hungaria Negara yang sama dengan magya. mereka juga terkenal ramah dan memiliki banyak teman, salah satunya adalah rudi rekan bisnis sekaligus sepupu dari magya yang diakhir cerita berakhir dengan mempersunting Fay Baines. Lengkaplah sudah empat pemain yang menjadi leading point dalam novel ini.
Singkatnya keempat leading point ini sama-sama bekerja di goode’s, semacam mall besar yang menjual semua perlengkapan wanita hanya wanita. Di dalamnya terbagi menjadi beberapa department yakni ladies frocks, ladies cocktail frocks, ladies evening frocks etc. yang mimin juga kurang begitu paham. Ehhew. Jadi seragam kerja mereka adalah gaun berwarna hitam nan serupa hanya berbeda size dan dipakai setiap hari. Jadi inilah cikal bakal judul the women in black di cover novel ini.
Terlalu banyak hal yang mimin kurang pahami dalam novel ini, baik kosakata maupun istilah-istilah yang menurut mimin asing. Padahal mimin sudah melang-lang buana dalam membaca novel berbahasa inggris selama 6 bulan ini. salah satu sebabnya mungkin karena novel ini di publish tahun 1993 dan di Australia. Yang bisa jadi membuat mimin sulit memahami beberapa istilahnya. mimin jadi teringat meskipun novel-novel terdahulu yang pernah mimin berlatar lintas Negara, namun penerbit dan penulisnya kebanyakan dari USA dan UK.
Alur ceritanya sangat sederhana dan cenderung tidak ada part yang mengisyartkan flash back atau istilah kerenya take me back to when. Pergantian dari pemain satu ke pemain lainnyapun cukup halus, jadi dijamin tidak akan membuat reader bingung. Endingny juga jelas tidak menimbulkan pertanyaan setelahnya. Namun mimin kurang begitu setuju karena buku ini di nobatkan sebagai the best book di tahun 2020 oleh httpsbest-book2020 karena menurut mimin ceritanya terlalu simple, hampir tidak climax yang ditunggu-tunggu di dalamnya.
Leading pointnya juga tidak terlalu bisa menggiring pembaca untuk masuk ke dalam cerita ini. meskipun ceritanya berakhir bahagia dengan fakta bahwa fay berjodoh dengan rudi, patty dan suaminya menjadi harmonis dan sedang mengandung serta lisa yang berhasil membuktikan bahwa tidak anak laki-laki saja yang mampu membanggakan ayahnya tapi anak perempuan juga serta magya yang tetap seperti magya yang perfect. tapi mimin kurang merasa lega sebab memang unsur suffering di awal tidak begitu ditonjolkan membuatnya kurang greget. Novel ini cocok untuk kalian yang tidak terlalu suka drama/klise dalam cerita dan pantang di baca untuk beginner English. karena meskipun hanya 175 halaman, novel ini cukup membuat mimin males-malesan untuk mengahtamkannya karena istilah-istilah yang sangat membingungkan. That’s all. Thank you