Cari Blog Ini

[Review Bahasa Indonesia] The Trouble With Hatting you oleh Sajni Patel

 

                  Foto by Google.com edited in canva.com
                       Judul     : TheTrouble with hatting you
                      Penulis   : Sajni Patel
                      Panerbit : Forever
                      Terbit      : Mei 2020
                      Tebal       : 264 lembar
                      Bahasa    : Inggris

 Hi everyone back again with my latest book review. I need to make it clear that I will use my native language in this entire page, just click the right button corner of this blog till you find google translate on it. Happy reading ya…..


“Who want to marry someone just because parents and society tells us we need to, or because we’re getting too old? Who want to be tied down to the same man forever?”


 Begitulah yang dirasakan liya yang menentang semua hal terait pernikahan dari orang tuanya. Novel dengan 264 halaman ini cukup menakjubakan karena cultural value yang dilibatkannya. Berawal dari pertemuan yang direncakan oleh dua keluarga (liya dan jay) yang berujung kejadian tak mengenakkan. rupanya pertemuan ini mendapat respon negative dari liya selaku pihak wanita, Ia yang tidak diberitahu apa-apa mengenai pertemuan dua keluarga ini dan memutuskan untuk melarikan diri sebelum jamuannya dimulai. Karena waktu liya meninggalkan rumah bersamaan kedatangan keluarga jay, membuat liya tertangkap basah saat hendak angkat kaki dari rumah orang tuanya tersebut. 

Bukann liya namanya jika bergeming dengan kejadian tersebut, ia tetap menuju kendaraan yang terparkir dan melaju dengan cepat ke apartemen yang tak jauh dari rumah orang tuanya itu. Liya seorang wanita yang independent, pekerja keras bahkan sudah tinggal sendiri sejak SMA ini merupakan satu-satunya wanita yang sering menjadi pusat pergunjingan dilingkungannya. Ia merupakan putri satu-satunya dari keluarga pranad. Keluarga kecil tersebut terbilang masih sangat menjunjung tinggi sistem patriaki, hal itulah yang membuat liya tidak pernah akur dengan sang ayah karena ia merasa bahwa ibunya hanya menjadi budak bukan pendamping selama hidupnya.

 sedangkan jay merupakan seorang pengacara yang memiliki citra baik, punya banyak teman serta sayang sekali pada keluarganya, hal itu dibuktikan saat kejadian liya melarikan diri, ia dibuat gusar bukan karena liya, namun ibunya yang menyalahkan diri sendiri atas larinya liya di pertemuan itu. Ia bahkan sangat menyayangkan sikap liya yang tidak mengatakan apa-apa pada ibunya saat meninggalkan jamuan malam itu nan membuat ibunya semakin bersalah. 

  Keduanya tinggal di lingkungan dengan penganut hindu yang taat, memiliki garis keturunan india serta menjunjung tinggi budaya india di daratan amerika. Oleh karenanya hampir tidak ada adengan yang terlalu intim selayaknya novel romance pada umumnya. Tidak berhenti disitu, keduanya kembali dipertemukan di tempat kerja karena perusahaan yang di pimpin liya sedang menghadapi masalah hukum dan nyaris bangkrut oleh karenya kehadiran sosok pengacara sangat dibutuhkan saat itu. 

Siklus pertemanan mereka juga terhubung karena tunangan dari teman liya merupakan kawan akrab dari jay. Selayaknya orang india pada umumnya, mereka sering kali mengabiskan waktu untuk latihan menari utamanya untuk mengisi acara pernikahan yang akan di gelar oleh teman atau kerabat mereka yang pada saat itu adalah reema dan rohan yang merupakan teman dari jay dan liya.

Bisa dibilang percintaan keduanya tidak mudah, karena liya adalah wanita yang menolak mati-matian cara orang india berpikir, ia lebih memilih pergi ke pesta dengan teman-teman amerikanya daripada harus mendatangi mandir, memilih tinggal sendiri dari pada bersama keluarga serta kencan dan mengabiskan malam bersama seorang lelaki. Ia juga dengan terus terang sudah tidur bersama 8 pria selama ini, itu merupakan hal yang tak akan mungkin dilakukan oleh wanita india sebab mereka akan menolak sex sebelum pernikahan. Namun jay memiliki pola piker berkebalikan. Ia taat aturan dan tidak suka menjadi pusat perhatian. 

  Overall mimin sangat suka membaca novel ini dan mimin rasa alasan mimin tidak terbawa perasaan dalam membacanya karena sudah sering membaca novel dengan cerita yang lebih tragis. Meskipun novel ini melibatkan dua keluarga dan kepelikan menyatukan dua keluarga menjadi satu saat menikah juga belum cukup membuat mimin terhanyut. Menurut mimin, Membaca novel ini layaknya menyaksikan sendiri kejadiannya di sekitar, karena budaya india yang diangkat dalam novel ini mirip dengan Indonesia membuat setiap kali pergunjingan, 

pertengkaran dalam keluarga, pernikahan dan tuntutan-tuntutan lingkungan pada liya terasa sangat nyata. Penulis juga sangat pandai membuat pembaca greget karena liya tidak menunjukkan etikad baik pada semua pengorbanan yang jay lakukan. Bisa dibilang ini merupakan kisah cinta dari bad girl dan good boy. Jangan salah keduanya juga punya masa lalu yang tidak semua orang tau dan dijamin membuat pembaca akan terheran-heran dibuatnya. 


Namun semua berakhir dengan bahagia dan sederhana. Yang sangat disayangkan menurut mimin adalah mengapa hal yang terjadi pada liya seakan tidak diusut dan berakhir dengan rencana saja, padahal jika hal tersebut di selesaikan bersama maka pria hidung belang itu akan mendapatkan yang seharusnya ia dapat bertahun-tahun lalu. Para tetangga akan paham alasan liya bertingkah liar selama ini dan berhenti menilai orang dari luarnya saja. Pasangan ini lebih memilih lari ke dallas merajut cinta dan tidak di pusingkan dengan pernikahan. Seakan semua citra buruk mereka di Huston tidak penting padahal mereka bisa saja menyelesaikannya terlebih dahulu kemudian melanjutkan hidup. Oleh karenanya mimin merasa digantung oleh keduanya.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar